Global Eushanosoft
Studi: Orangtua di Inggris Rela Serahkan Anak Demi Wi-Fi Gratis
Rabu,01-10-2014, Administrator

VIVAnews - Sebuah studi teknologi independen mengungkapkan para orangtua di Inggris rela untuk menyerahkan anak sulung mereka, hanya demi mendapatkan akses Wi-Fi gratis. 
Hal itu terungkap pada studi yang dijalankan perusahaan keamanan Finlandia, F-Secure, bekerjasama dengan Europol. Studi itu menemukan sekitar 250 orangtua rela menyerahkan data pribadi, isi e-mail dan 6 orangtua "menyerahkan" anak sulung mereka hanya untuk mendapatkan sedikit akses internet. 
Melansir The Inquirer, Rabu 1 Oktober 2014, studi itu diadakan untuk melihat apakah orang London cukup mudah tertipu menggunakan Wi-Fi gratis yang tercemar.


Dalam studi ini, F-Secure meracuni jaringan Wi-Fi di London, kemudian menunggu siapa saja yang kemudian tertarik untuk mengakses Wi-Fi itu. Serta apakah mereka mau berbagi data dengan jaringan yang sudah terinfeksi tersebut. 


Guna merekayasa jaringan Wi-Fi itu, F-Secure menggunakan perangkat portabel Wi-Fi milik perusahaan Jerman, SySS. Perangkat itu seharga €200, sekitar Rp3,07 juta. Perangkat itu diletakkan selama 30 menit untuk menunggu orang mengakses jaringan. 


Hasil riset menunjukkan sebagian besar perangkat pengguna terhubung secara otomatis, tapi kebanyakan pengguna justru aktif menggunakan jaringan itu. Studi juga menghasilkan 33 orang menggunakan Wi-Fi gratis itu untuk mengirimkan data atau e-mail, serta trafik data mencapai 33 MB dikumpulkan pada jaringan itu.
Terkait ketentuan menyerahkan anak mereka, merupakan sebuah syarat agar para orangtua mendapatkan akses Wi-Fi gratis. Memang, syarat itu tak serius, hanya untuk mengukur penelitian saja. Namun demikian, nyatanya ada 6 orang tua yang sepakat menandatangani ketentuan menyerahkan anak mereka. Tentunya, fakta ini memprihatinkan. 


"Kita semua senang menggunakan Wi-Fi gratis untuk menyimpan data atau biaya roaming," ujar Sean Sullivan, penasihat keamanan F-Secure coba mengingatkan kewaspadaan pengguna atas Wi-Fi.
Berdasarkan fakta dari studi itu, menurut Sullivan, menyajikan bahwa orang terlalu mudah untuk mengelola hotspot, memberi nama kredibel pada jaringan terinfeksi tersebut. 
"Kita juga mudah memata-matai aktivitas internet pengguna," tambah Sullivan. 
Setelah studi selesai, F-Secure selanjutnya menghapus semua data yang telah dikumpulkan. Lembaga riset ini juga menegaskan tak bermaksud mengklam anak yang telah diserahkan oleh 6 orangtuanya itu. (one)

 

Sumber Berita

Baca Juga:
Produk Rekomendasi: